Pages

Saturday, April 16, 2011

Seandainya....

Dulu pernah ada lomba bikin cerpen *islami mungkin, saya lupa*
Nah, waktu itu saya punya ide cerita fiksi ilmiah yang agak gila.
Ceritanya ada seorang muslim yang berhasil menjadi astronot dan berhasil masuk ke dalam salah satu black-hole sampai ke worm-hole nya. Seperti yang diduga, apabila sesorang masuk sampai ke worm-hole, maka ia akan mengalami perubahan dimensi ruang dan waktu. Oke, dia selamat dan kembali ke bumi. Tapi ia kembali ke bumi setelah beribu-ribu tahun berjalan di bumi.

Problem yang harus dihadapi orang ini adalah.... saat kembali ke bumi, dunia ini sangat damai, it's perfectly fine. *well, karena dasarnya ini cerpen islami* Semua orang adalah muslim. Damai sudah tidak diragukan lagi. Semua aspek kehidupan dijalankan secara islami. Kriminalitas hanya sebatas kesalahan kecil yang terjadi karena ketidaksengajaan. Korupsi sudah lama hilang dari kamus manusia. Apalagi zina. Semua manusia hidup damai dan saling mendukung dalam ibadah. Semua wanita menjaga auratnya. Saat waktunya solat, semua manusia meninggalkan pekerjaannya. Dan karena semua orang berjamaah, saking banyaknya makmum, mereka sampai bisa berjamaah di jalanan depan rumahnya sendiri dengan satu imam di sebuah kota. Dan kejadian seperti ini terjadi di seluruh pelosok bumi, desa, kota, hutan, bahkan laut.

Indah ya?

Tapi masalah belum berakhir. *sepertinya salah juga ya kalau saya bilang semua hal di atas adalah masalah :P*. Orang yang kembali dari black-hole ini awalnya sangat senang dengan keadaan dunia yang sekarang. PERFECT! Tapi ada sebuah kejadian yang membuatnya tertegun. Setiap selesai berjamaah, biasalah para jamaah berdzikir dan berdoa. Tapi ada sebuah doa yang membuatnya terheran-heran. Semua orang di seluruh dunia berdoa kepada Allah agar disegerakan kiamat. Mereka berpikir, selama di dunia ini Islam masih tegak, lebih baik kiamat saja, sebelum dunia berubah dan anak-cucu mereka juga berubah menjadi 'tidak Islam' lagi.

dan...

sampai di situ saya stuck, berhenti. Saya tidak tahu arah alur ini akan berakhir dimana.

Tapi dari situ saya berpikir, kalau semuanya seragam, kalau semuanya sama, kalau semuanya satu pikiran, kalau semuanya berkehendak sama, atau yang paling ekstrim kalau semua damai, apa lagi yang harus diminta? Apakah seperti cerita saya, mereka akan meminta kehancuran yang mutlak?

Apapun yang terjadi, saat ini, saya lebih menghormati keberagaman dan keunikan setiap individu yang memberikan warna di setiap detik kehidupan manusia. Seperti judul blog ini, It's people makes us thinks. Kalau semua sama, nggak mikir dong, cuma sekedar mengikuti alur saja. Saya tidak setuju akan adanya kejahatan dan kemaksiatan, tapi hukum Newton 1 juga belum ada yang mematahkan. Aksi reaksi.

Yang saya setujui saat ini ya keseimbangan. Kalaupun ada kejahatan dan kemaksiatan, yang pasti penegakan hukum harus diperbaiki dan dijunjung tinggi.

*ah, saya jadi serius gini :P*

2 comments:

Fadhilah Kurnia Putri said...

Toraaa :D
waw..temanya serius..hehe
itulah, makanya Allah kita menciptakan kita berbeda-beda. Dan menciptakan semuanya secara berpasang-pasangan. Seperti ada yang baik dan ada yang buruk.

keep your posting :D

AstrisDP said...

iya nih dil,, padahal cuman mau crita aja. Tapi jadinya serius. :P
Lah iya dil. Ada sebuah kejadian akhir2 ini yang mengingatkanku soal cerita di atas. Ada seseorang, *ato kayaknya sekelompok orang* yang pengen semuanya 'seragam'
Aku jadi galau hahahha *apasih*

Oke dila :)
Thanks komentarnya :*

Post a Comment