Pages

Monday, September 12, 2011

Maunya apa?

Kalo nggak dandan, dibilang kumus-kumus nggak terurus.
Kalo dandan, diliatin dengan pandangan aneh.

Kalo jual mahal, dikiranya nggak tertarik.
Kalo nggak jual mahal, disindir 'Iiiih, gengsi dong'

Kalo ngomong asal njeplak, dianggep cowok.
Kalo ngomong kalem, dibilang nggak asik dan bikin sungkan.

Kalo pake sneaker, dianggep tomboi.
Kalo pake wedges, dilirik warga sekampus.

Kalo rajin, dirasani.
Kalo bego, di bully-ing.

Kalo serba bisa, katanya nggak bakal ada yang berani ndeketin.
Kalo nggak bisa apa-apa, katanya useless.

Kalo nggak ikut jalan, katanya nggak gaul.
Kalo ikut jalan, pasti akhirnya hedon.

Kalo berlebihan, dibilang alai.
Kalo kurang, dibilang kuper.
Tapi kalo tengahan semuanya, dianggep nggak berkarakter.

Manusia ini maunya apa sih?

Sunday, September 4, 2011

Coba Deh :)

Ini cuma postingan iseng tapi cukup berarti. Dicoba deh. Ini bisa mengasah kemampuan imajinasi dan kreativitas lo (kayaknya sih, ini cuma teori dari saya. ahhaha.)

Bayangkan, bayangkan aja, nggak usah susah-susah.
Kalian pasti pernah naik angkutan umum kan? Kalian sedang duduk di sebuah angkutan umum. Bis misalnya.

Bayangkan, bayangkan aja, nggak usah susah-susah.
Bayangkan seseorang yang tepat 24 jam yang lalu duduk di tempat duduk itu. Bayangkan dia berbeda gender dengan kamu. Bayangkan perawakannya. Bayangkan usianya. Bayangkan apa yang dia pakai. Bayangkan Bagaimana tingkahnya ketika duduk. Bayangkan barang-barang yang ia bawa. Bayangkan bagaimana ia menanggapi ibu-ibu yang duduk di sampingnya. Bayangkan dia ngapain aja selama perjalanan. Bayangkan apa yang dia lihat selama perjalanan. Bayangkan berapa kali dia ngecek ponselnya dan berapa sms yang ia terima dan balasan seperti apa yang dia kirim. Bayangkan dia tadi naik apa sebelum naik bus ini. Bayangkan dia mau apa saat sampai nanti. Mau kemana dia. Apa yang akan dia lakukan selama di tempat tujuan. Siapa yang akan ia temui nanti.
STOP!
cukup segitu dulu membayangkannya. Kalian sadar tidak kalian sudah berada di mana? Kalian masih duduk di sebuah bis sambil membayangkan. Ya, kalian masih berada di bis dan tidak berpindah jauh-jauh kecuali si bis yang memang bergerak.
Tanpa kalian sadari, kalian sudah melebarkan imajinasi kalian jauh lebih luas dari pada yang kalian pikirkan. Siapa yang tau kalo misalnya yang kalian bayangkan itu ternyata datang sehari lebih cepat daripada kalian, ternyata beberapa tahun berbeda umur dari kalian, lalu ia segera ke rumahnya, bertemu orang tuanya, lalu ganti baju, tidur, bangun di kemudian hari, mandi, sarapan, pergi ke terminal, dan menjemput kalian. Ternyata orang itu adalah pacar kalian.
STOP!
kalian sudah berimajinasi lagi.
Hahahaha :D

Me vs 1st Grader

Saya suka anak kecil. Sumpah. Aku suka ada makhluk kecil yang imut-imut dan susah ngapa-ngapain itu. Apalagi kalo putih bersih, pipinya tembem, suaranya cempreng, pinter, dan nggak nakal. Kadang saya juga suka nggodain mereka sampe nangis. Hahaha. Jahat ya? Biarin. Saya suka liat anak bayi nangis. Their cries is so sincere and pure not like older people *including myself* which sometimes cry for something that don't have to be cried.

Tapi terkadang, saya super sebel sama anak kecil terutama yang beranjak masuk SD. Masa-masa anak masuk SD adalah masa anak-anak paling nakal menurut saya. Enggak nakal sih. Rasa ingin tahunya besar, tapi salah ekspresi. Masa anak kelas 1 SD adalah generasi anak kecil paling sok tahu.

Tapi pada dasarnya saya suka anak kecil. Jadi seberapapun ukuran si bocah, bocah tetap bocah. Lucu dan menggemaskan. Nah hal ini yang menjadi bumerang bagi diri saya sendiri. Saya kan jarang ya ketemu sepupu-sepupu yang masih kecil. Jadi begitu ketemu, kangen dong, maen deh. Termasuk sama para 1st grader alias anak kelas 1 SD ini. Akibatnya, hal yang paling menyebalkan, si bocah 'nemplok' sama saya. Nemplok, bener-bener nempel pel pel pel. Kemana-mana diikutin, ngapain aja ditanyain dan dikomentarin, barang-barang dipegangin, dibuat maenan, dan ngelakuin sesuatu pasti diikutin. Sabar ya, sabar.

Aku jadi mengingat-ingat masa kecil dulu. Pantes aja si kakak tercinta yang beda 6 tahun dari saya sebel banget dan jarang maen sama adeknya yang unyu ini. Waktu saya kelas 1 SD, kakak kelas 2 SMP kalo nggak salah. Saya lagi nakal-nakalnya, kakak lagi alai-alainya *ampun mas*, woh perang dunia beneran. Jangan-jangan dulu saya juga gitu. Pasti gitu deh, remember, apa yang kita benci itu biasanya cerminan diri kita sendiri. Tapi sekarang saya sudah gencatan senjata sama kakak. Sudah damai dan sudah dikasih jatah THR, fufufufu, love you mas. :*

Still, I love kids. Hm... I'd be better if I say I love babies. :D
Semoga nanti kalo saya punya anak, pas kelas satu SD menjadi anak yang pintar dan bisa saya tangani dengan baik. Amin :)